Manajemen PT Mekar Sari Ungul, pengelola Taman Wisata Mekarsari di Cileungsi, Kabup aten Bogor, berencana membudidayakan durian unggulan asal Kalimantan Barat. Paling tidak ada dua jenis durian asal Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat yang sangat layak dirilis dan dibudidayakan menjadi durian unggulan.
Direktur Proyek Khusus PT Mekar Sari Ungul, Dr Ir Moch Reza Tirtawinata MS, mengatakan timnya dalam ekspedisi sekitar dua minggu di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, menemukan sedikitnya 13 jenis durian di kabupaten tersebut. Di antaranya kualitas jenis durian itu lebih bagus daripada durian montong . "Ini harus dikembangkan menjadi komoditi unggulan kabupaten tersebut. Kami juga berminat membudidayakannya di Mekarsari," katanya, Sabtu (16/1).
Reza bersama timnya yang baru pulang dari ekspedisi itu Jumat lalu, tadi sore menggundang belas ahli buah tropis khususnya peneliti dan pemerhati buah durian dari Institut Pertanian Bogor dan Ditjen Holtikultura Departemen Pertanian, serta individu-individu pencinta durian dan usahawan perkebunan buah . Mereka diminta untuk menilai 13 jenis durian yang tim Mekarsari bawa dari Kabupaten Sanggau.
Durian-durian tersebut masih memakai nama yang dipakai warga setempat, dimana pohon durian itu berada atau ditemukan. Namanya antara lain merah, gajah, setanam, terong, slipi, aspar, lokad, raja mambai, rinbud, parong, tingi, dan sigapur. Bentuk duriannya ada yang bulat sempurna, oval, dan tidak beraturan . Besarnya adanya kecil sebesar bola futsal hingga melebihi besar bola basket.
Para ahli dan pencinta buah durian menyatkan rasa buah durian itu rata-rata sangat enak. Dari 25 jeis buah durian itu, mereka sepakat ada dua jenis durian yang layak segera dirilis (dipe kenalakan secara luas dengan resmi) oleh Pemerintah Kabupaten Sanggau atau Provinsi Kalimanantan Barat. Dua jenis tersebut adalah durian parong (yang besar dan rasanya dapat menyaingin durian montong) dan durian terong (yang ukurannya kecil namun ketebalan dan rasa daging buahnya luar biasa sehingga dapat menjadi buah meja).
Rekomendasi para ahli dan pencinta buah durian itu segera ditanggapi Direktur Pembenihan dan Sarana Produksi Ditjen Holtikulura Nana Laksana, yang hadir pada acara tersebut. Nana langsung menelepon ke stafnya di Kabupaten Sanggau untuk mencari pohon induk durian parong dan terong itu dan memastikan pohon induk tersebut tidak boleh ditebang.
Reza Tirtawinata sangat setuju akan rekomendasi para ahli dan pencinta buah durian serta tindakan Nana segera memerintahkan stafnya untuk mencari dan melindungi induk pohon durian di asal buahnya. "Selama ekpedisi, kami menyaksikan banyak pohon durian masyarakat yang ditebangi. Kayu-kayu glondongannya ada ditruk-truk siap diangkut ke Malaysia atau daerah lain," katanya.
Tim espedisinya pun hampir terlambat mendapat buah-buah durian yang berpotensi menjadi buah unggulan kabupaten tersebut atau Kalimantan Barat. Sebab, buah-buah itu hampir semuanya diborong para tengkulak yang akan membawanya ke Malasyia untuk dijual di sana.
Di Taman Wisata Mekarsari saat ini membudidayakan sekitar 25 jenis pohon durian. Bibitnya dapat dibeli dengan harga mulai dari Rp 25.000 hingga Rp 400.000 per bibit/pohon. Salah satunya jenis pohon durian yang buahnya tidak berduri. Jenis durian tidak berduri ini berasal dari Lombok (NTT). "Kami temukan sewaktu melakukan ekspedisi ke sana," kata Catherina W Day, Kepala Seksi Humas PT Mekar Unggul Sari.
kompas.
0 comments:
Posting Komentar