Senin, 30 November 2009

Wow, Hidup Tanpa Uang Sepeser Pun!!!!


Mark Boyle (30) selama setahun ini melakoni hidup tanpa membelanjakan uang sepeser pun. Ia mengatakan, itu merupakan momen paling bahagia dalam hidupnya dan dia akan melanjutkan gaya hidup tersebut.

Boyle selama 12 bulan terakhir menjadi seorang freeccomist. Ia menjalani gaya hidup mandiri di sebuah caravan di Timsbury, dekat Bath, Inggris, dengan menanam bahan makanannya sendiri dan menggunakan kembali sampah-sampah yang dibuang orang lain. Dia mengatakan, dengan tidak membelanjakan uang sepeser pun, ia jadi lebih bahagia, dan kini berikrar untuk melanjutkan cara hidup tanpa uang itu.

Dia bisa mendaur di mana saja. Teleponnya hanya untuk menerima panggilan. Shower-nya menggunakan tenaga matahari. Dia mendapatkan pakaian bekas atau dari website daur ulang.

Boyle, seorang sarjana ekonomi kelahiran Irlandia dan matan pengusaha, punya blog yang berkisah tentang gaya hidupnya. Untuk menghidupkan laptop, dia menggunakan energi bertenaga matahari dan fasilitas internet gratis di sebuah perternakan lokal.

"Itu merupakan saat paling bahagia dalam hidup saya, dan saya akan meneruskannya. Saya tidak melihat alasan untuk kembali ke dunia yang berorientasi uang. Hidup tanpa uang sangat membebaskan. Tentu ada tantangan, tetapi saya tidak punya stres terkait rekening bank, tagihan, kemacetan, dan berlama-lama dalam sebuah pekerjaan yang tidak saya sukai."

"Bagian yang tersulit adalah sosialisasi dengan teman-teman, saya kehilangan aspek itu. Sebagai ganti pergi ke pub, saya membuat api unggun, bermain musik atau pergi jalan-jalan," katanya.

Dia pernah mencoba untuk berjalan kaki dari Bristol, Inggirs, menuju India dengan bergantung pada kebaikan dan keramahan orang lain. Namun, ia harus menghentikan upaya itu sebulan kemudian setelah mengalami kesulitan di Perancis.

Kata Boyle, "Dalam 20 tahun ke depan, orang akan mulai menentukan apa yang mereka gunakan dan bagaimana mereka harus hidup. Prioritas saya adalah menggunakan kembali hal-hal yang orang buang, lalu membangun sebuah infrastruktur berkelanjutan bagi masa depan. Faktanya, saya telah memutuskan untuk melanjutkan gaya hidup ini yang merupakan rekomendasi terbaik yang bisa dilakukan setiap orang."

Boyle seorang vegetarian. Sekarang dia berencana untuk mempromosikan gerakan freeconomy melalui blog-nya. Dia juga mengajari keterampilan bagaimana hidup secara sederhana.

Saat ini dia sedang merayakan akhir dari "perjalanannya" selama setahun dengan menjadi tuan rumah untuk Freegan Festival di Hamilton House, Bristol. Di situ dia memasak tiga menu makanan gratis untuk umum.Kompas.


Continue Reading...

Selasa, 24 November 2009

Bos Playboy Hampir Mati Gara-gara Sex Toy


Bukan Hugh Hefner namanya jika tak bereksperimen dengan alat bantu seks. Namun, bos majalah Playboy ini kena batunya. Dia nyaris tewas gara-gara sex toy (alat bantu seks).

Pria berusia 83 tahun itu tengah bercinta dengan empat wanita sekaligus. Awalnya, kenikmatan direguk Hefner. Masalah datang ketika secara tidak sengaja dia menelan sex toy Ben Wa.

"Ketika sedang asyik bercinta, aku hampir menelan Ben Wa. Beruntung, bola itu bisa dikeluarkan," tutur Hefner yang dilansir okezone dari Contactmusic, Selasa (24/11/2009).

Ben Wa semacam alat bantu seks berbentuk bola kecil yang biasa digunakan untuk membantu wanita orgasme. Alat ini juga dikenal dengan nama bola Geisha. Okezone.


Continue Reading...

Mata Kuliah Fitnes Timbulkan kontroversi


Philadelphia, Sebuah universitas di Philadelphia menimbulkan kontroversi dengan membuat mata kuliah fitnes. Para mahasiswa yang kelebihan berat badan diwajibkan mengikuti kelas fitnes itu jika ingin lulus dan mendapatkan ijazah. Pakar kesehatan pun angkat bicara soal kelas fitnes tersebut.

Pihak Lincoln University mengatakan bahwa aturan itu dibuat mengingat tingginya tingkat obesitas dan diabetes di kalangan mahasiswa kampus tersebut, terutama dari kalangan Afrika-Amerika. Dengan adanya aturan itu, angkanya bisa ditekan dan mahasiswa akan memiliki tubuh yang lebih sehat.

"Saat ini masalah obesitas memang menjadi epidemik, jadi kami rasa perlu untuk mengadakan kelas itu" ujar James L. DeBoy dari Lincoln's Department of Health, Physical Education and Recreation, seperti dilansir dari Glamour, Selasa (24/11/2009).

Tiana Lawson (21 tahun), salah seorang mahasiswi dengan berat badan berlebih di kampus itu mengatakan, "Saya ada di kampus ini untuk belajar. Tapi kenapa harus dibebani dengan aturan seperti itu kalau ingin lulus?" ujarnya.

Mandat yang dikeluarkan oleh kampus itu mewajibkan semua mahasiswa menjalani tes Body Mass Index (BMI) untuk mengetahui apakah berat badannya normal atau tidak. Nilai BMI yang normal yaitu antara 18,5 hingga 24,9.

Bagi mahasiswa yang nilai BMI-nya tinggi, yang artinya bobot tubuhnya berlebih, maka diwajibkan mengikuti kelas fitnes yang disebut dengan 'Fitness for Life' jika ingin mendapatkan gelar dari Universitas tersebut.

Kelas fitnes itu mengajarkan aerobik dan aktivitas fisik penurunan berat badan lainnya. Serta tidak lupa konsultasi gizi, stres dan kesulitan tidur.

Mark Rothstein, pakar kesehatan dari University of Louisville's School of Medicine, mengatakan bahwa aturan tersebut adalah ide yang sangat brilian dan bagus untuk membuat mahasiswa lebih sehat. "Tapi tidak jika bentuknya adalah eksekusi dan ancaman ketidaklulusan untuk mahasiswa," ujar Mark.

Namun pihak kampus mengatakan bahwa kelas yang menjadi salah satu mata kuliah dengan sistem kredit itu sebenarnya tidak memaksa seseorang untuk menurunkan berat badannya secara drastis.

"Kami bersikap proaktif seperti ini karena ingin mahasiswa lebih banyak bergerak dengan cara menghadiri dan berpartisipasi dalam kelas ini. Jika hasil berat badan di akhir kelas nanti masih tidak sesuai dengan standar BMI, itu tidak apa-apa selama ada proses ke arah sana," ujar Deboy.

Para pakar kesehatan dan diet menilai, adanya kelas fitnes itu bisa membahayakan mahasiswa karena bisa memicu tindakan-tindakan penurunan berat badan yang tidak dianjurkan demi mendapat nilai kelulusan. Lagipula nilai BMI tidak bisa hanya dijadikan patokan untuk mengetahui apakah seseorang itu gendut atau tidak.

"Selama mahasiswa berbobot badan lebih bisa melakukan aktivitas fisik dengan baik, itu bukan masalah. Olahraga bukan satu-satunya cara agar seseorang terhindar dari obesitas dan diabetes. Sangat tidak adil rasanya jika harus menggunakan cara seperti ini untuk membuat mahasiswa sehat," ujar Marcia Costello dari Villanova University.Detik.



Continue Reading...

Senin, 23 November 2009

CurChang film serial The Changcuters


Serial selama setengah jam yang akan tayang di RCTI tersebut, diberi judul Curchang.
Curchang, atau akronim dari Curhatan Changcuters adalah serial televisi yang inspirasinya dari kehidupan para personel The Changcuters. Bukan reality show—meskipun sebenarnya reality show itu juga pura-pura—tapi di serial yang durasinya tiga puluh menit itu, para personel The Changcuters akan memerankan diri mereka sendiri. Nama yang mereka gunakan adalah Tria, Qibil, Alda, Dipa, dan Erick. Sutradara yang menggarap film The Tarix Jabrix, Iqbal Rais, yang menyutradarai serial ini. Tawaran ini pun, datang dari Iqbal, yang sebelumnya mendapat tawaran dari pihak MNC [holding company yang menaungi RCTI salah satunya]. MNC, menawarkan Iqbal untuk membuat proyek program televisi. Iqbal lantas teringat pada The Changcuters. Singkat kata, MNC menyetujui tawaran program televisi itu. Hilman Mutasi, penulis skenario yang menggarap film The Tarix Jabrix, juga yang menulis naskah untuk serial Curchang.

“Untuk cerita, emang diserahin ke Hilman, kami percaya aja ke Hilman. Kalau ada tambahan, paling gue tinggal ngomong. Pengennya nanti cerita serial itu, apa yang ada di balik The Changcuters. Orang tahu kami kan hanya di panggung, nah ini Changcuters di kehidupan sehari-hari. Cuma ceritanya dilebihkan. Di sini, ceritanya kami punya tempat nongkrong di bengkel motor yang malemnya dijadin studio latihan,” kata Tria ketika dihubungi via telepon, Rabu 18 November 2009, pukul empat sore, “kalau di sitkom lain kan, di studio. Ini lebih kayak serial tv. Bedanya kalau sitkom mah studio, angle kamera dari depan aja, kalau sitkom mah kayak dua dimensi, kami mah bikinnya beda, jadi akhirnya kemaren pas ngobrol-ngobrol jatohnya kayak serial komedi.”

Serial komedi ini, rencananya akan tayang perdana pada 29 November 2009, pukul lima sore. Tria menyebutkan angka 13 episode sebagai kontrak awal mereka. Di awal penayangannya, serial ini akan tayang seminggu sekali, untuk ke depannya akan tayang seminggu dua kali. The Changcuters diminta menyiapkan waktu empat hari dalam sebulan, di sela-sela jadwal panggung mereka, demi melakukan syuting untuk Curchang. Syuting hari pertama telah dilakukan kemarin, di daerah Depok. Cerita di episode perdana itu, soal Alda jatuh cinta. Tria, yang akan jadi narator untuk episode itu. Konsepnya memang begitu, di setiap episode, seorang personel The Changcuters akan bercerita soal kawannya. Walau begitu, di serial tersebut, The Changcuters diceritakan masih meniti karir di musik, belum jadi The Changcuters yang kita kenal sekarang.

“Di episode pertama, ceritanya Alda jatuh cinta terus butuh bantuan anak-anak untuk ngedapetin si cewek itu. Kenyataannya, emang si Alda mah nggak suka perempuan. Hampir sama lah,” kata Tria seraya tertawa.

Sebelumnya, The Changcuters pernah mendapat tawaran untuk menjadi penyiar talk show di televisi, dan mencapat tawaran untuk bermain di komedi situasi. Tawaran talk show ditolak, karena The Changcuters merasa jika mereka tak dipandu oleh skrip, khawatir malah tak bisa menjalankan peran dengan baik. Tawaran komedi situasi ditolak, karena merasa tak sanggup dengan cerita yang ditawarkan—Tria merasa peran itu lebih cocok dimainkan oleh pelawak yang berpengalaman. Dan ketika tawaran dari Iqbal datang, The Changcuters yang sudah cocok bekerja dengannya, merasa nyaman untuk membuat proyek lagi.

“Dulu kami berpikir, bikin terobosan apa lagu ya, yang nggak jelek. Eh ternyata tawaran ini dateng, dan kami udah percaya sama timnya. Yang penting kenyamanan kerja dulu lah. Dan Insya Allah, jatohnya skripnya nggak kayak sinetron lah,” kata Tria. CR Indonesia.



Continue Reading...

Ancaman Bencana Besar di Indonesia


Pakar lingkungan hidup dari Dewan Nasional Perubahan Iklim Amanda Katili mengatakan, ancaman terhadap bencana iklim di Indonesia dapat terjadi dalam intensitas yang lebih besar lagi dan secara langsung dirasakan oleh masyarakat petani, nelayan, pedesaan dan perkotaan.
Dampak yang lebih luas perubahan iklim tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga membahayakan kesehatan manusia, keamanan pangan, kegiatan pembangunan ekonomi, pengelolaan sumberdaya alam dan infrastruktur fisik, katanya, pada diskusi peluncuran buku State of World Population 2009, Kamis (19/11) di Jakarta..
MenurutAmanda Katili, perubahan iklim yang sedang terjadi perlu disikapi dengan memperdalam pemahaman tentang proses kejadiannya secara ilmiah, baik penyebab maupun dampaknya terhadap manusia dan lingkungan kita. Dengan pemahaman tersebut dapat direncanak an upaya penyesuaian (adaptasi) dan pencegahannya (mitigasi). Strategi yang sifatnya terintegrasi di tiap sector sangatlah diperlukan. Bukan hanya di tingkat pusat tetapi terutama di tingkat daerah, mengingat berbagai dampak maupun upaya akan terjadi di tingkat daerah.
Sementara Zahidul Huque dari UNFPA , mengatakan negara berkembang hanya menyumbang tiga persen dari carbon footprint global, namun mereka yang paling rentan dan sudah menanggung beban dan efek dari perubahan iklim.
Iklim yang sulit diprediksi mempengaruhi produksi pangan, menghangatkan suhu laut mempengaruhi hasil perikanan, mengurangi akses terhadap air bersih. Juga meningkatkan penyebaran dan kematian karena malaria dan kasus demam berdarah, serta penyakit lain yang disebabkan oleh kekeringan dan banjir, katanya.
Pada bagian lain juga di jelaskan, bahwa sekitar 50 persen dari 240 juta penduduk Indonesia hidup dengan kurang dari 2 dollar AS per hari, sehingga sulit bagi mereka untuk melindungi diri dari dampak iklim yang berubah: peningkatan harga pangan, berkurangnya akses air bersih, layanan kesehatan ketika sakit, dan sebagainya. KOMPAS.com



Continue Reading...

Minggu, 22 November 2009

Suara Mengaktifkan Memori Saat tidur


Siapa sangka jika suara bisa menembus tidur (deep sleep) dan meningkatkan memori-memori yang berhubungan dengan tidur. Nyatanya, otak kita masih aktif bekerja saat kita tidur.

Demikian hasil penelitian terbaru seperti dipublikasikan dalam the journal Science dan dilansir Health24, Senin (23/11/2009).

Para peneliti dari Northwestern University in Chicago, US, melakukan penelitian terhadap apa yang disebut spatial memory. Mereka menunjukkan 50 objek pada layar para partisipan dan memutar suara, seperti suara kucing dan bunyi ketel. Kemudian, mereka memutar suara-suara tersebut saat para partisipan tidur.

Para partisipan secara tidak sadar mendengar suara-suara tersebut, tapi mereka tetap melakukan tes dengan lebih baik dalam mengingat objek-objek pada di layar.

"Kami memilih mana memori relawan yang aktif, memandu mereka untuk melatih ingatan tentang beberapa objek yang mereka pelajari sejam sebelumnya," ujar Ken Paller, Profesor Psikologi pada Weinberg College of Arts and Sciences at Northwestern.

Pikiran tidak otomatis tertutup saat tidur

"Saat tertidur, setiap orang memproses apapun yang terjadi sepanjang hari, seperti apa yang mereka makan saat sarapan, acara televisi yang ditonton, dan berbagai hal," lanjut Paller.

"Penelitian tersebut secara kuat menegaskan, pikiran tidak tertutup meski kita tidur. Dan tidur merupakan waktu yang tepat untuk mengonsolidasikan memori," kata John Rudoy, ketua penelitian dalam rilis yang dikeluarkan universitas.

Hasil kajian terbaru ini menambah perkembangan penelitian bahwa berbagai memori dalam otak tetaplah berproses selama kita tidur.

Dan hasil ini menguatkan penelitian lama yang menyatakan bahwa otak tetap aktif selama tidur.

"Penelitian ini juga mengintegrasikannya ke dalam pengetahuan seputar proses konsolidasi misterius yang menopang kemampuan memori otak kita saat terbangun," kata para peneliti. Okezone.



Continue Reading...

Mati Malu Karena Obesitas


Memiliki tubuh super besar bukan dambaan Tillmon Webb, 33. Pria asal South Carolina, Amerika. Ia justru tersiksa dan malu akibat berat badannya yang terus membengkak hingga 250 kg.

Selama meratap nasibnya, ia pun memilih tetap tinggal di kursi kesayangannya selama delapan bulan terakhir. Bahkan sampai ajalnya tiba, ia tetap bertahan di kursi tersebut.

Ya, Tilmmon yang menderita obesitas, enggan beranjak dari kursi tersebut. Pasalnya ia takut diejek orang-orang di sekitarnya jika keluar rumah. Bahkan ia melakukan semua aktivitasnya dari kursi tersebut. Mulai dari makan, minum, bahkan kencing dan buang air besar di kursi tersebut.

Seperti dikutip The Sun, Sabtu (21/11), istri Tilmmon, Ada, terpaksa memanggil bantuan lewat sambungan telepon 911, Rabu (18/11) ketika suaminya jatuh sakit. Ketika tim medis tiba di rumahnya, betapa kagetnya mereka. Tubuh Tillmon penuh dengan luka dan mengeluarkan bau busuk. Ada mengatakan pada tim medis, jika Tilmmon tidak mau beranjak dari kursinya sejak bulan Maret silam karena malu akan ukuran tubuhnya yang jumbo.

Butuh bantuan petugas pemadam kebakaran untuk memindahkan Tillmon. Mereka terpaksa menggergaji dan membongkar kursi tersebut. Kemudian mereka membawa Tillmon ke rumah sakit terdekat.

Sayangnya, nyawa Tillmon tidak tertolong. Beberapa jam kemudian ia meninggal di rumah sakit. Padahal sedianya hari tersebut merupakan hari bahagia bagi pasangan tersebut. Maklum saja, hari itu merupakan perayaan hari jadi pernikahan mereka yang kedua.

Bahan Tertawaan
Ada bertemu Tillmon empat tahun lalu melalui situs jejaring sosial MySpace. Ia mengaku tidak pernah melihat seorang pria yang memiliki bobot lebih dari 250 kg. “Saya melihat seorang pria yang mencintai Tuhan dan memiliki hati yang besar,” kenangnya.

Selama 15 tahun, Tillmon berprofesi sebagai sopir bis. Namun seiring lonjakan berat badan tubuhnya, ia memutuskan keluar dari pekerjaannya tersebut.

Bulan Maret silam, Tillmon sempat dirawat di rumah sakit karena mengalami cedera di lututnya. Tapi akhirnya pihak rumah sakit menolaknya, dengan alasan pasangan ini tidak akan mampu mambayar tagihannya.

“Orang akan langsung melihat padanya. Tertawa dan menjadikannya bahan tertawaan,” sesal Ada.

Menurut Ada, suaminya tidak memiliki keinginan untuk meninggalkan rumahnya. Ia mencoba melakukan yang terbaik untuk Tillmon. Selama ini Tillmon menolak bantuan apapun, ngotot untuk tetap berada di kursinya. Ia menghabiskan hari-harinya dengan bermain bersama empat ajingnya dan berbincang mengenai masalah agama dengan orang lain melalui media internet.

Jim Coursey, petugas jenasah Greenwood County menyebut kematian Tillmon terjadi karena obesitas yang dialaminya. KOMPAS.com


Continue Reading...

Selasa, 17 November 2009

Masjidil Haram mulai sesak


MEKKAH Okezone - Memasuki musim puncak haji yang tinggal sembilan hari lagi, suasana di Masjidil Haram mulai padat. Diperkirakan satu juta lebih jemaah, termasuk dari Indonesia, sudah berada di Kota Mekkah. Kedatangan jemaah di Kota Mekkah, khususnya Masjidil Haram, sambil menunggu puncak musim haji.

Meksi baru 78 persen jumlah jemaah asal Indonesia yang datang ke Mekkah, namun seluruh ruang ibadah di Masjidil Haram sudah dipenuhi jemaah yang ingin menunaikan ibadah salat, tawaf, sai, atau mengaji. Tampak jemaah Indonesia berkelompok saat menunaikan ibadah di Masjidil Haram bersama rombongannya.

Kalau dua pekan yang lalu jemaah yang ingin melakukan tawaf sebanyak tujuh putaran dapat ditempuh dengan 20 menit, saat ini rata-rata bisa ditempuh selama 10 menit untuk satu putaran. Itu pun kalau kebagian tempat di pelataran Kakbah. Begitu juga bagi jemaah yang ingin mencium Hajar Aswad. Diperlukan kesabaran yang tinggi dan stamina yang prima untuk dapat meraihnya.

Kepadatan juga terlihat di lantai dua dan tiga Masjidil Haram yang terisi penuh oleh jemaah yang melakukan tawaf maupun salat. Tidak ada lagi tersisa bagi jamaah yang datang terlambat ke Masjidil Haram. Karena untuk masuk ke dalam sudah dibatasi oleh petugas. Alhasil, banyak jemaah yang melaksanakan salat berjamaah di luar Masjidilharam. Bahkan, kawasan halaman depan perhotelan dan mal yang berada persis di depan pintu masuk utama King Abdul Aziz Masjidil Haram penuh sesak oleh jemaah.


Sedangkan untuk memberikan kemanan dan kenyamanan jemaah, saat ini pengawasan secara ketat mulai diberlakukan oleh petugas. Petugas disetiap pintu masuk Masjidil Haram yang rata-rata dijaga lima orang melakukan pemeriksaan barang bawaan jemaah.

"Saat ini sudah terasa sekali kepadatan di Masjidil Haram kalau ingin beribadah. Padahal belum semua jemaah khususnya dari Indonesia datang. Untuk salat saja kalau tidak datang dua jam sebelumnya jangan harap bisa mendapat di bagian dalam," ungkap Aminah, jemaah asal Sulawesi, Selasa (17/11/2009).

Menyikapi kepadatan jamaah calon haji Indonesia di Masjidil Haram, Kepala Daerah Kerja Mekkah H Subakin mengimbau jemaah agar menjaga kesehatan dan tidak melakukan aktivitas yang berlebihan.

"Kami mengimbau kepada seluruh jemaah calon haji supaya memfokuskan diri pada persiapan menghadapi Wukuf di Arafah. Jangan sampai waktu tersita untuk kegiatan dan ibadah tambahan lainnya," tandasnya. (Boy Iskandar/Koran SI/teb)
Continue Reading...
 

Fuaddany Zone Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template